Jumat, 22 Januari 2010

MEMORY DAUN PISANG












Acbar vallex anderson adalah pria keturunan jawa, dia dilahirkan di sebuah desa kecil yang bernama kaliondo yang ada dikota gempol pasuruan.


1988 pendidikan dasarnya diperoleh disekolah madrasah yang ada didaerahnya sampai pada tahun 2007 dia mendapat gelar strata satunya di Umsida sidoarjo dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi disamping ia juga menmpuh pendidikan PGSD di Universitas Negeri Malang.






Sejak usia amat muda dia banyak terinspirasi oleh seniman – seniman eropa seperti Bethoven, William Suchespears, Leonardo Davinci, Kahlil gibrant.






Dunia romantisme rupanya lebih menggairahkan untuk diselami. Tulisan tulisannya menggambarkan bahwa dia mencari seseorang yang bisa membuatnya bahagia selamanya, jika itu kamu segera hub nomor HP nya 081937014662


TEMAN – TEMAN MALAM






Malam-malamku


Berhiaskan bintang nan berkilauan


Saksikan sang teman teman malam






Aku dan mereka


Tanggalkan beban juga batasan-batasan


Kita duduk bersama memuja seribu kasih


Di atas bamboo-bambu pinggiran


Di bawah rerindangan


Di bawah sinar rembulan






Wahai teman-teman malam


Ciba singkap hitam di benakku di benakmu


Menyulam butran-butiran masa lalu


Isikan dengan kebenaran sejati






Wahai teman-teman malam


Segala inginku hanyalah kumpulan awan


Harapan juga pergi di kala senja


Membatasi langkah-langkah para pemuja


Cinta






Wahai teman-teman malam


Bahkan terlelap diriku di tabir-tabir gelap


Dalam kepalsuan dan kebusukan






GELOMBANG CINTA






Dirimu bagaikan gelombang


Yang mengguncang bathinku


Bagaikan nafas lembut yang kuhelai setiap waktu






Kepahitan dan kepiluan seakan runtuh


Karena cinta……


Terganti manis semanis madu






Engkau dan aku tak lagi saling menyendiri


Terhanyut terlarut dalam nuansa yang berbunga


Bunga……


Di pelataran meghligai yang menjadi milikmu


Dan milikku…






Engkau dan aku bagai sepasang merpati


Mengepak bebas berpadu cinta






Engkau dan aku tak lagi saling menyendiri………


Arungi samudra cinta……….luas tampaknya……


NEGARA BONEKA






Ditengah – tengah mata telanjang


Menyongsong kehidupan baru yang lebih berarti






Namun aku risih mendengar apapun yang mereka perbincangkan


Hanya rencana-rencana saling mematikan


Saling menghantam dan merusakkan






Kesengsaraan bagaikan tontonan


Yang terkesan lumrah dan murah


Tanpa mampu mengetuk hati


Manusia-manusia menjadi boneka


Slalu disibukkan aturan-aturan






Lantas siapa yang akan sibuk memikirkan


Kesejahteraan rakyat…






Jika generasi mudahnya membisu dan layu


Dan terhibur oleh film-film, gossip percintaan


Terpaku tak beranjak…


Di atas tempat duduknya yang nyaman






Bila paginya digiring kemesin-mesin pabrik


Menjadi boneka yang produktif


Bila malam minggunya dihabiskan


Berpacaran dan mengunyah makanan….


Bila minggunya sibuk berbelanja


Barang-barang rongsokan yang berlabelkan


Artis-artis vaforitnya…


Dan mengabiskan waktu menggunjing


perceraian dan poligami……






Negara boneka generasi yang manja


Sadarlah ….bangunlah


Sendi kemanusiaan yang telah hilang dan terampas


DARI MATA






Dari mata engkau katakana cinta


Engkau wanita setara bunga


Betapa harummu singgahi mimpi


Lembut selembut parasmu


Aku memuji kecantikanmu






Dari mata engkau katakana cinta


Kurasakan nuansa berbeda di hari-hari


Dan kini engkau telah singgah di hati


Walau mulut kita masih saling mengunci


Tapi hati tak dapat dibohongi. Hai Cinta






Dari Matamu…


Engkau lenggangkan tarian paling elok


Dan memperdaya sebagai tanda cinta


Telah bersemi di hati…….






Dari mata engkau merayu-rayu


Mungkinkah Amarah yang tengah berkobar


Hingga yakin engkau jatuh hati


PANAH CINTA






Laksana Panah


Menembus dinding hatiku


Menebar serpihan-serpihan cinta di balik tabir






Semilir Bintang-bintang asmara


Rengkuh khayalkan mengingatmu


Memikirkanmu……






Belahan wajah dibalik tabir


Serta tatapan mata yang lentik


Menerawang rasa seribu makna






Engkau selipkan cinta


Di cela-cela hitam rambutmu


Digerak manis bibirmu






Oh tuhan…


Adakah sama ap ayng kurasa


Jawablah…….


Apakah ini bukan bunga-bunga mimpi


Yang akan pergi menghilang meninggalkan separuh asa yang menjadi persembahan


Perasaanku…


Saat aku membuka mata….


GADIS KAMPUS






Hai gadis kampus


Ceritakan lagi padaku


Apa yang pernah kau alami


Hilangkan keraguanku padaku


Mungkin jadikanlah aku temanmu






Entah mengapa…


Engkau bias merubah suasana..


Cairkan dahaga dalam kalbu..


Saat kita berjalan bersama..


Merundukkan keras serta….


Panjangnya jalanan…..






Hai gadis kampus yang cantik.


Ceritakan lagi padaku


Apa yang pernag kau alami


Hilangkan keraguanmu padaku….


Mungkin kita bias berbagi….


Dan jadikanlah aku temanmu…


Teman yang kan selalu ada di dekatmu


DEWI PELIPUR LARA






Wahai hari-hariku


Lihatlah diriku yang tampak murung


Lewatimu…….


Mengertikah engaku…..apa yang kusandang


Di benakku


Rasa kering yang kuanggap ujian dihidupku






Dimanakah dirinya


Sang dewi pelipur lara


Yang akan menjaga mimpi






Akankah pagi hilangkan kesunyian


Kalbuku….


Membasuh peluh dimukaku….


Bersujud simpuh dan pasrah di atas


Pemadani putihku






Mungkin ajal akan menjemputku


Dan aku tidak pernah lagi mencarimu


Dan aku tak pernah lai memikirkanmu


Dan aku tak lagi butuh kanmu….


KEPRIHATINAN






Keprihatinan






Saatnya diriku utuk prihatin


& duduk pelan – pelan ……


menjaga hati dari kemegah – megahan






berai terberai tertiup angina


jauh nafasku dari dirimu


engkau yang terlihat, terpegeng


terkepung keindahan yang menyesatkan






dalam keadaan prihatin ... & seharusnya slalu prihatin


kibarkan bendera hitam setengah tiang


atau kesengsaraan serta kelalaian & kehilafan


para penghuni dunia & alam raya.....






aku tersenyi di gelap – gelapnya, nuansa dalam dada


kaki – kaki hampa melangkah


dalam keprihatinan yang tersembunyi di bilik kecil


di rahasia yang sepi senyap, damai,dan semu






saat aku tak mampu memberi apa – apa


cukup keprihatinan menjadi persembahan


ketika atau selalu mempertanyakan .....


”MALAM 6 APRIL KU”






Bila mentari masih menyapa


Bila kamu masih ada disana...


Mengagumiku dan memikirkanku ...


Pastikan ku kan datang padamu ....


Biarlah, pasrahlah


Ku kan menjadi hatimu






Bila engkau memang mencinta


Mengapa tak kau katakan saja.....


Biar ku tahu isi hatimu.....


Walau aku angkuh dengan kata hatiku ...






Dirimukah jawabannya ...


Atau aku hanya melihat fata morgana


Di bilik kecil yang sepi dan senyap


Tanpa musik dan kebisingan






Aku bukanlah pahlawan cinta


Atau juga pejuang cinta ...


Aku hanya secercha debu yang terserak


di jalanan yang gersang.....






aku bukanlah bunga ....


walau mereka datang di kala senja ...


juga memetik .... tanpa mau menanam &


menyiramnya ......


”MENTARI YANG DAMAI”






Mentari yang damai ......


Pancaran sinar nurani alam


belai sepoi terpa wajah


tua daun sudah berserak






selintas kebahagiaan kecil


yang terdampar di tepi hati


layaknya hari ini ....






manusia – manusia pagi ....


berjalan, bersepeda, & berlari ....


mengejar hidupnya & mereka ....






aku di antara orang – orang yang mengenal cinta


merasukkan aroma sejatinya ....


melalui mataku ... hidungku... telingaku ...


merambah ke seluruh tubuhku ....






pagi – pagi ....


baru kusadari maknamu ....


menganti semangat yang telah layu ....


terbang muramku akan hadirmu ....


* KIDUNG CINTA *






Malam seribu bintang


Jiwa – jiwa yang bersemayam dalam kerinduan


Akan aroma bunga kesejatian


antara cinta merambah bayang tak pernah


Hilang, Bacaan kidung asmara tercurah


Padanya






Dekaplah dalam rengkuh khayalan para


Pemimpi, maknai segenggam kesan


Bakmutiara cinta


Mengalir, meraja & mencengkramah menjadi nada


Dalam lemah yang terbidak samar- samar


Putih & bersih, menenggelamkan


Keraguan dalam lautan sorga para pecinta






Melati & segala bunga


Adakah sama seribu ketulusan ini ....


Dengan seuntai mawar yang kadang


Merah merekah di tepian hari ........






Lantaran hatiku merintih sepi


Menatap kosong hamparan cakrawala senja


Aku tersisish di lautan sepi


Seiring rontahan nyata .....






Waktu kia berlalu ....


& cintaku melambai jauh – semakin jauh


Hingga terebahlah tubuh ini di atas


Janji suci, yang terlantur dari benak


para pemberani ....






Butiran kasih tiada pernah pudar


bersinar, tumbuh merabak dalam


taman keikhlasan hati, menanti belahan


hati dan takdir menjawab segalanya


KERESAHAN






Betapa lelah aku


Betapa terpuruknya aku


Terbengkalai di sudut hidupku


Yang slalu menghujanku dengan ujian






Wahai bunga-bunga yang ditanam


Wahai malaikat-malaikat yang di bumi


Datang dan tentramkan aku






Matahari pun tau


Diriku menyayanginya


Hujan pun tau


Diriku orang yang lengkapinya..






Meretak dan jebol.......


Bendungan ketabahannya


Terbakarlah amarah


Memporak-porandakan istana kedamaian






Aku bukanlah malaikat atau dewa


Kadang diri ini tersiksa


Dalam ruang sempit yang membatasi


Meski sadarkan slalu berdaya


Kadang disalahkan


Kadang dipermasalhkan


Dan tidak dihargai


KEMBOJA CINTA






Bila memang terkekang dan hati tak boleh membangkan


Teremaslah hatiku........






Gadis idamanhatiku


Yang bukan untukku, bukan untuk mereka


Ku indahkan di tahta surgaku






Di kala – kala kaku sudah mulai lelah dan terhenti


Bila memang ini adalah cinta


Dan hati tak boleh membangkang


Engkau adalah kamboja


Yang akan mengahrumi kuburku............






Diterang-terang burung-burung mendendang


Laksana membelai ketiadaan ini....


Aku yang tengah berdiri rentan ditemani daya imani


Menjunjung rasa kasih yang begitu mendalam


Ciptaan sempurnam, sang raja manusia........






Bila memang kesungguhan ini adalah cinta


Dan hati tak boleh membangkang


Hanya engkau yang paling ku sayang






Bersama malaikat kasih yang menemani jiwa ini


Ekstase nuansa mempesona dan air mata


Keklaman rindu tiada banding


Akan laku lagunya


Sang curahan hatiku...........


PERCINTAAN






Percintaan......


Indah, sungguh indah menggoda


Hasrat yang tlah jenuh dan lelah


Apakah diri terbui


Angan dan kenangan silam


Diri tergaduh merekah – rekah


Saat cinta menyapa






Ditengah rentan..panas meronta


Keringkan jiwa dan ragaku


Yang coba mengais secercah semangat yang tlah layu


Namun butiran nurani mentetes


Dalam kisah yang tlah kita jalani






Adakah makna dalam percintaan ini


Saling beradu bagai tak kenal malu


Saling menggoda, kobaran asmara paling indah


'membisikkan sedikit rahasia enatar engkau dan aku


Hingga hasratku terpanah kesahduan dan kepilkluan


Yang kau lukiskan dibenakku






Percintaan datang dari mimpi-mimpi


Penyenyum diri dari tegangnya hidupku


Cinta menutup mata dan telinga


Kaburkan norma yang telah ada


Engkau dan aku adalah raja dan permaisuri


Yang duduk mesra dalam singgasana percintaan






Wahai cinta yang sedikir masih tersisa


Sadari diri sudah seperti dulu


Tubuh ini merenta dan diri terbatasi janji suci


Yang telah terikat rekat, aku bukan milikmu lagi


Biarlah hati ini hayati maknamu dalam sisa hidupku






Kan kusebut namamu dalam bisu


Biarkan mata ini memandangmu dalam buta


Kuburkan kisah cinta ini di hari tua


Aku dan kamu tidak bermakna


Tingkah kita terancam dosa


CINTA TANPA MEMENJARAKAN






Dewi mentari


Penguasa kelembutan dan keikhlasan


Besar tahtamu dalam hatiku


Yang terlalu mencitaimu


Sinarnya samar dan putih ...........pudar


Betapa engkau menyamar separuh jiwaku






Bidadari......engkau adalah bidadari


Selalu darang dan mencumbui lamunanku


Mutiara rasa yang mengalir dalam darah


Kusadarkan jiwaku di jiwamu


Ku jadikan engkau naungan hidupku






Mengertilah cinta...................


Diri ini sesak dan terkoyak


Meluncak dan meredup.....


Sampi kapan nyawanya mati........


Yang sebenarnya aku dewa dengan seribu sayapnya


Memberi kasih sayangnya hanya padamu, yang sebenarnyam


Tulus tanpa memenjarakan






Terbanglah....... liarlah.....diamlah bebas...


Karna engkau menyatu dalam diriku..


Hiruplah udara......sepuas kau menghirup


Karna diri ini percaya engkau untukku.......


SEMANGAT LARA PENGAIS NAFKAH






Sorotan mentari menyapa


Jiwa-jiwanya masih terbelenggu


Lantunan syair kehidupan di tengan hamparan


Atap biru serta ajakan panjang yang harus ditempuh.






Bukan hanya mencari jawaban tanyaku


Yang kunjung menjadi redah............






Nyanyian para dewa berkabung menyentuh


Mengangkat nasib ini ke permukaan


Walau hari ini tertawa dengan kemunafikannya.....






Sayap-sayap yang mengepak bebas, lepas.......


Dalam paras bibirmu semringah menyapa


Dalam dingin tubuhmu menggigil namun


Kaki-kaki telanjang tetap menapaki jalanan.......






Khatir-khatir menerpah .........semangatnya


Para penjaga hati yang terbiasa miskin dan sederhana.


Yang terlibur nyanyain dan tarian indah sandiwara dunia


Yang tampak fana dan sementara






Jiwanya bagai baja


Tangannya yang tebal melantik. Selentik putik


Mengelus elus dadanya yang kerempeng..


Dan perutnya yang busung.......


Hatinya berenang..........dalam telaga


Kedamaian...........


KETIDAK PASTIAN






Segenap Makhlukmu


Kayati makna pada segenggam


Harapan tentang kemenangan






Hidupku tampak diam membisu


Saat kutanya tentang


Arti dilema..






Nyata sang penakkuk malam


Hanya bisa membenci


Namun impiannya yang


menjadi nafasnya tak mampu


melawan takdir alam






Merahnya Kelopak mawar


cinta tak semerah darah


kelamnya malam


tak sekelam derita jalanan


yang telanjang






apa yang engkau kasihi serta


eluk-elukan bisa pergi


menghilang sayang...


dan apa yang engkau kutuk


akan berlaik membelenggumu


persiapkan dirimu sayang....


sudahlah!!! Jangan melebihinya


sadari engkau hanya manusia........


belajarlah mencintainya......


dan jangan lagi berdiri di terjalnya


harapan hanya untuk melihat rembulan...


dan jangan engkau pasrahkan hidupmu


cintamu sukamum sayangmu


untuh hanya untuk memuja dunia


dan segenap benci untuk menghujamnya


PASAR TO DAY






Di tengah-tengah kesendirian


Risalah penyair berpena emas


Na terhimpit dalam sepi


Kupasrahkan tanganku pada jiwaku






Pagi kian cerah semringah


Lewati jejakan panjang dihiasi


Jiwa-jiwa yang begitu bersemangat


Mengais nafkah






Kubiarkan tubuhku serta jiwaku


Melayang di bawah nya


Pada damai-damai yang terdampar


Ditepian hari


Ugh!! Ku usap saja keluh di dahiku


Ugh!! Ku letakkan saja penat di pundaku


Dan aku peluk erat dirimu






Menyambut tangan-tangan yang tebal dan kasar


Namun lentik selentik putik


Mengelus elus dadanya yang krempeng


Serta perutnya yang busung






Harmonisnya ulah mereka


Nada-nada serta celoteh tak bernafas


Sejenak buatku tertawa


Sesekali kuhirup dalan ruang yang sempit


Juga sesak mengoyak tubuhku


dan membiarkan bathinku untuk merakyat


ditengah-tengah saudaraku bahwa cintaku






berat terasa beranjak melangkah darimu


namuin ada sesuatu yang lebih dari pada itu


yang memaksakanmelambaikan tangan padamu


tapi engaku telag memberi segalanya bagiku


sesuatu yang tak mungkin mereka mengerti


KELAM






Lautan ketidak pastian


Segalanya begitu nyata


Dunia kita tampak dangkal dijejakan


Kaki-kai telanjang dan mulut-mulut yang katakan


Sampah pada hati manusia yang penuh cinta






Ibarat air hati slalu mengalir


Memilih slalu memilih


Pastikan ada yangsakit hati


Tapi engkau masih menikmati rembulan


Dan duduk-duduk meneguk minuman






Serpihan-serpihan dunia


Takkan mampu membeli hati


Wau menyenangkan menertawakan


Mengapa engkau membisu


terkerangkeng besi dan


membiarkan nurani-nurai menjadi tuli.






Sudahlah kulepas saja dirimu


Dan singkirkan anganku


Takan mengganggu kenyenyakan tidur


di dalam dekapan harta, tahta


yang mamapu mengusap air mata






Dunia ini


Segalanya bisa ada


Dan segalanya bisa pergi


Kuanggap mati dirimu


Kukubur dalam kelam-kelam ku


Walau kadang aku sulit mengerti perasaanmu


BUKAN CINTA SUCI






Cinta ini bukan cinta suci


Cinta ini bukan biasa lagi


Darahnya benar-benar nyata


Hanya aku yang paling mengerti






Sang dewi penuntun purih


Datangnya biasa-biasa


Merebak dan tak perpaling


Dari tulus dan ikhlasnya


Kirana perajut bunga-bunga






Kadang mencari


Kadang sudah diberi


Sekarang, nanti dan selamanya






Cinta ini bukan sejati


Melangkah, semau hatiku melanjutkan


Setengah ke kanan kadang ke kiri






Kucoba tuk teduhi


Dirimu dari mereka


Karna akulah milkmu






Biar ku teguk pahitnya


Agar kau rasakan manisnya


Kepedihan dirimu dan diriku






Berenang lah disungai tulusku


Gunakan aku dan jangan kau risau


Pada pamrih yang tesirat


Karna engkau memberi arti tersendiri


KEBABASAN






Di dalam jalanku


Ada segumpal pesanku


Sebuah kemuakkan


Bukan menghujat sayang.......






Bila engkau tau..


Aku bukanlah itu..


Percayalah dan jangan pernah


Mengantuk aku panjatkan lagi


Jiwa-jiwa tulus itu


Yang kini tengah hirup nafas


Kerelaan dan pasrah pada kematiannya






Kebebasan adalah samudra biru


Ruang sejuk selayak sorga


Tercipta karna mencari dan mencari


Sesuatu yang lebih dari pada kenyenyakan


Selayak ketenangan jiwa


yang terbit dari kegelapan.






Bebasku bukan hidupku..


Bebasku adalah sayapku


Bukan diberi, tapi mencari dan mencari


Sesuatu yang lebih dari pada kemapanan


Selayak keberdayaan yang


Slalu menentang keburukan






Aku hanya menoreh karena asa


Yang berputar bagaikan gelombang


Mencari perubahan kehidupan






Bukan kesesatan sayang....


Tapi sepenggal jiwa yang lahir






Dari sisa-sisa penderitaan dan penindasan


Dan kekecewaan


KESENDIRIAN






Ditengah – tengah kesendirianku


Termenung dalam balutan hampa dan sepi






Hanya alam yang tau


Ternyata aku mengindahkanmu


Mengharapkan sepanggal hatimu






Lantaran kekagumanku kepadamu


Dan menyukai kekangan hidup


Melilit tubuh sepanjang waktu






Hanya alam yang dapat menyampaikan


Jika ternyata diri ini tampak pudar di terang cahaya nyata


Jika nyali ini menciut untukmu






Aku resah di tengah-tengah kesendirian


Termenung dalam balutan hati yang bisu


Melihat sorotan matamu.....


Menghayati keindahanmu...........


Saat engkau melintas di depanku........


DUNIA MAYA






Untuk sahabatku


Dengarlah puisiku


Walau engkau tak mengerti maksudku.....






Diremang cahaya malam


Engaku adalah pelangi






Nyata aku buta


Duni ini nyata adanya.


Dan nyata tak biasa dirubah dengan kata


Kata........






Dan kebodohan tetap saja terulang


Pada diri ini yang sedang mencuri


Secara semagat hidup baru......


Tetapi sengaku seperti pudar


Dalam diriku saat engka


Buatku pilu............


Patah kan semangatku






Biarlah aku bebas sayang.........


Biarlah aku benahi segala


Kerusakan asa dan yang terbenggelai


Dengan kemurnian bukan


Kepada suatu atau kepura-puraan


Dalam dunia maya......






ENGKAU






Merasa lama waktu berlalu


Di dalam lembar-lembar penantian yang semakin merajaku


Menunggu cinta hiasi cinta






Terjerat rasa pilu yang datang


Dari perhatiannya yang menjelma menjadi


Dawai yang membelai malamku






Engkau adalah telaha


Engkau adalah mentari


Dan Engkau bagaikan hembusan angin


Sorga yang menerpa seribu derita






Tapi kini diri ini tersalibkan


Oleh isi rahasia yang paling


Dalam, sedalam lautan cintaku.....






Kuharap engkau hadir di sini


Temanilah aku yang butuh kanmu


Karna engkau bidadari ku


Sang dewi pelipur lara....






Engkau telah dipilij oleh


seribu malaikat hati


dan engkau telah dianugerahi


kekuatan cinta dan kasih sayang


yang akan membawaku dalam


keheningan yang suci jernih


Cinta datang dari mimpi – mimpi


Penyenyum hati yang telah mati


Teteskan butiran kelembutan


Kalbu dan kebahagiaan






Hayatilah maknaku di hatimu


Tatkala senja telah berlalu


Burung gereja telah kembali dari sarangnya






Dedaunan tua telah tumbang berganti semi.........


Ibarat perasaan yang ditinggal


di tengah padang rerumputan


Tanpa teman dan harta


Dalam sekejap berganti suasana


Saat bunga-bunga tumbuh


Merebakkan aroma






Wanitaku...


Engkau adalah mutiara hatiku






Dirimu sebuah cinta


Yang tercipta dari sari-sari alam


Serapan dari cahaya mentari


Dan rembulan..............






Anugrah suci untuk terakhir kali


Kanku jaga sampai mati......


REVOLUSI 99






Dunia pada saat ini


Tiada memberi arti...


Melarut kanmu dalam ambisi


Kesombongan, keangkuhan


Melebur menjadi kebencian










Kepahlawanan dan kebisingan


Kian menderap-derukan


Suara kebangkitan jiwa yang


Telah padam........


Namun derai petunjuk arah tak bahagia






Terasa derai kepalan tangan dan nafas


Terhenti di sudut perkotaan......


Terpulai jerah dan tak berdaya


Merambah kesekujur raga jiwa......






Akankah dunia itu


Kubiarkan terbang bersama masa...


Akankah, hentakan, perkataan,


Dan spirit itu......


Kubiarkan pergi meninggalkanku........






Tuhan pencipta alam


Kutundukkan badan sucikan hati....


Mengaluni ayat-ayat suci


Kebenaran sejati tak pernah mati...






Bawah tanah dan agama adalah cahaya


Datang menerpa wajah dunia.......


Menyatu bersama hard core, punk,


Dan skin head........


Membaur bersama bisikan, karya yang begitu indah






Dunia yang kutemui nanti..


Perlawanan dan kesucian


Melangkah bersama semua saudara, di sini disana


Setara serasa menyambut senyuman


Manis rakyat jelata..


Kekuatan para pemuda...


Tergerak bersama kesadaran


Kesederhanaan dan perlawanan


Meluruskan yang salah menjadi persatuan


Bergandeng tangan


Tanpa pujian tanpa pamrih


Hilangkan perbedaan


Teriakkan revolusi........revolusi sampai mati


PERSEMBAHANUNTUK PERMAISURIKU






Dalam dekapan malam


Sukmaku melayang


Menyurusi perasaan


yang teramat menyejukkan






Persembahan hatiku


Untuk sang kekasih


Yang kubawa dari


Lembah-lembah kebagaian


Dari pucuk-pucuk ketenangan






Inilah bunga hatiku


Yang kupetik dari telaka kasih


Dari pagi buta sampai senja kala


Merebak menebar keharuman






Yang teramat lembut meabukkan


Hingga engaku merasakan


Perasaanku yang teramat menyayangimu


Saat dirimu bersandar di pundakku






Dunia adalah jalanan panjang


Yang penuh liku


Dan kekuatan alam ini akan memperintah jalanku


Karena permaisuriku akan


Menanti diriku


Membawa cerita-cerita jalanan


Dengan senyuman....


Apakah aku telah jatuh cinta padamu


Mungkin engkaulah penjaga hatiku


Permaisuri hidupku..






Hanya takdirlah jawaban


Dan liutan angin pasir menerpa


Padang gersang yang sepi...






Begitupun dirimu


Yang kini membayangi setiap sendiriku


Dalam bekaku terbiangkai kecantikanmu


Tawa dan tatapan yang penuh misteri






Seakan alam raya menangis


Menghayati maknamu bagiku


Dan menjadi saksi kisah kita






Engkaulah cinta, engkaulah bintang


Hingga aku benar-benar akan selalu


Tersepi dalam bulatan kerinduan yang kekal


Tanpa petuah tanpa teman


Menyendiri ujung dermaga


Hingga engkau akan datang menemaniku


Dan air mata ini adalah air mata suci


Karena aku menangis untukmu........


Mungkinkah air mata ini dapat mengubah


Kepahitan menjadi telaga






Dan biarlah aku menangis............


Dan air mataku akan sucikan jiwa ini






Bunga cinta


Hanya akan menjadi luka


Biarlah kisahitu menusuk hatiku.......


Jika memang aku harus mati....






Burung-burung di senja kala


Seakan menambah luka,


Walau aku pasrah dan terbiasa


Hingga kebencian akan menjadi cinta dankasih sayang


Hingga kegundaanku menjadi kebahagiaan


bersama arak-arakan hati yang terguncang


dan meungkin akan hilang dan mati........






Kehidupan ini bersahabat dengan kematian


Dan aku tak peduli dengan luka dengan panas dan dengan perih........


Karena air mataku...........


KEDATANGAN SANG BIDADARI






Wahai Bidadari


Siapakah namamu....


Engkau Indah setara dengan Alam


Harum semerbak rasuki suasana


Kesanmu melingkari warna


Detak jantungku........






Aku ingin sekali membiarkan


Tubuhku terbang bersama anganku......


Menjumpai parasmu di atas awan


Membelaimu walau sejenak


Agar apa yang menjadi pautan hidup


Usai karena dirimu ada bersamaku......






Kedatangan mu.......


Menyelamatkan jiwaku


Karena engkau adalah sang bidadari


Membawa seribu kecerahan hatiku..


REPLIKASI






Ungkapkan penatku


Saat berada jauh terasing


Dan hiruk para kehidupan






Menikmati keindahan masa laluku


Masa yang jauh terpendam delapan


Tahun lamanya...........






Saat ini saat aku tersadar


Dalam belaian ingatan-ingatan semu........


Di warnai dengan segala sendu pilu.....


Riang bagaia yang telah menoreh


Lembar-lembar putih di diriku.....






Oh! Diriku yang dulu adalah jati ditiku


Kini jauh harus ku tinggalkan


di tengah padang ara....... hingga takdir kini


menemukan aku yang sulit mengenali diriku.....


aku bukanlah aku..






kubiarkan aku menemui cerita-cerita


legit dan harum.....dimana dulu


aku adalah dirimu....dan aku adalah aku






”Zahratul Fikria” Dalam bayangan terindah


Sebagai tanding atas kerasnya dunia fana


Yang tak pernah sempurna.............






Aku lelah.........


Memperjuangkan


Sesuatu yang kudapati


Hanya kebohongan dan kemunafikan


Memaksakan diriku menelan


Sesuatu yang tidak aku sukai


GADIS BERBAJU UNGU






Hai Engkau yang berbaras jelita,


Siapakah namamu...


Hasratku mencari dirimu


Karena engkau adalah bidadariku






Aku ingin mencintaimu


Agar dunia ini menjadi tenang


Serta sejak bersama derai kasihku......






Hari ini....aku merasa kukuh


Dengan diriku sendiri.....


Yang kini menjadi lunak


Bagaikan pasir laut...






Kadangkala aku terambang-ambing


Oleh nafsu dan ambisiku


Kadang aku tersadar itu bukanlah apa-apa


Karena penentuan hidup ini sangatlah nyata


Kadang membuat kita bahagia tiada tara


Kadang mencampakkan kita begitu saja






Maknailah itu semua....


Seperti halnya jalan hidup ini adalah


Takdir Sang Kuasa.... kita tidak akan pernah


Menemukan jawaban selain tuhan


Selalu berkuasa atas diri kita.......






Bila memang kita berjodoh


Putilah kita bersama sayang..........


Tapi jangan pernah kufuri nikmat ini


Sebagai Anugrah terindah


PERSINGGAHAN






Kukenali dirikmu dalam persinggahan


Sejenak terpikat oleh jeratan perasaan


Aklu memungkiri dirimu.....






Dalam persinggahan aku bersama


Dirimu menorehkan cerita-cerita


Yang tak pernah bisa terlupa






Sidoarjo.........oh Sidoarjo........


Menjadi saksi yang setia dan lekat


di setiap kesan-kesan pada malam-malamku






26 Juni itu......


Menggurat di dinding hati ini


Kini engkau telah pergi tinggalkan sepenggal kasih dalam penantian






Wahai .. Kekasih!! Ingatlah diriku selalu bersamamu..........






Selama tinggal ........ lanjutkanlah


Langkah-langkah yang masih panjang..


Anggaplah ini hanya sebuah persinggahan


untukmu dan untukku.....


KEMBALINYA KETAMPANAN DAN AURA CINTA..............






Aura cintaku


Yang terpancar dari


Ketampanan pribadiku


Kini telah kembali






Aku dalah sang maestro


Hidupku sakral


Jiwaku sepi dan penuh arti.






Akulah sang penakluk


Karena aura cinta


Yang tersirat menyilaukan


Segala angkuh dijiwamu






Berjalan, menarik nafas dalam dalam


Menyusuri dunia yang inspiratif


Melalui jejak-jejak hampa dan sepi


Karena paska runtuhnya......






Aku kembali bangkit


Seperti elang.


Terbang bebas mengepakkan


Sayap-sayap gagahnya......






Akulah bagian kecil dari


Keping kehidupan yang penuh


Warna terkisah........


Dalam sayap-sayap buaian angin lalu


Menggoyahkan sang perumputan


Inilah duniaku...... kebebasan yang sepi


Dan penuh arti luas tanpa batas..


WANITA BERHATI LEMBUT






Aku tau harimu adalah


Hati yang lembut


Seperti halnya sutra, sepertihalnya salju........


Itu terpancar disetiap


Sandi-sandi perasaanmu yang penuh cinta....






Semua alam terhanyut dalam


Aroma kasih yang kau bawah


Dan kau tebar pada ladang-ladang hati manusia






Mengertilah.......kehidupan ini


Tidak selalu indah seperti yang kaukira


Kau akan tenggalam dalam gelapnya


Itu demi kelangsungan hidup


Di masa yang akan datang..........


Wahai wanita yang berhati lembut.


Lihatlah aku di sini menemanimu...


Akulah penjaga hatimu....






Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terluka


PADANG TERANG






Ratapan sang pualam


Mendekap mendera mendengar


dan merasakan nuansa


sekitar setara akan roman


muka syair ku yang menggaung


mencakar bumi mencakar langit






inilah nunsa batin ku yang ku


tempatkan sebagai karunia


suci dari tuhan ku


syair –syair yang bergaumal


bersama cahaya-cahaya mentari


berbisik mesrah membelai, mengecup


syair-syair yang bergumul


bersama perasaan ku


sebuah perasaan yang ku pendam


dan tak terungkapkan


aku datang dari udara, dari gunung


dari hutan, dari jalanan


menjemput mu yang selalu sendiri


kerena akulah pangeran mu


menambah kaidah kehidupan


menyongsong masa depan






HARI YANG BAHAGIA






hari ini adalah hari yang bahagia


inilahyang ku nantikan


aku bertemu dengan mu


dalam sebuah lereng jalanan


diwarnai cinta hiasi cinta


aku bertemu dengan mu 24 nov 2008 .






KERAGU-RAGUAN






inilah diriku


yang kini diselimuti perasaan ragu


akan sebuah cerita cintanya


kedasar hatiku yang kecil


inila diri ku


ditemani kegalauan






TERANG






Lihatlah hari ini


Adalh hari yang terang


Kegelapan ini sudah hilang


Aku yang tengah bediri dan berlari


Megejar cahaya terang


Menyoroti hati






Akuningin diri mu menjadi penerang ku


Aku ingin diri mu menjadi payung ku


Menjadi hambatan hati ku






Datang lah


Datanglah hai cinta


Bawalah segenggam perasaan yang tulus ku


Dan lihatlah hari ini adalah hari


Yang terang seterang hati ku


Berseri-seri karena mu


Karena engkaulah


Cinta ku






Wahai kekasih


Hati ku ini adalah hati yang lembut


Dan angkau akan dapat rasakan


Kelembutannya


Dalam dekapan dan buaian cinta ku






Jangan pernah menyakitiku


Karena aku menyayangi mu


Karena aku mencintai mu






BIDADARI SANG PENGGANTI






Kala termenung menghyati kisah-kisah


Yang menyayat-nyayat hati ku.........


Perjumpaan aku dengan mu






Aku berharap akan ada bidadari sang pengganti


Rasa sakit rasa sepi ku


Datanglah ..............






Perasan ku mencari mu


Kala sepi-sepi mendekap ku


Dan rasa sedih kian menjerat batin ku






Oh.. !!Cinta dimanakah diri mu ketahuilah diri ini


Lemah dan menderita, menanti diri mu menjemput mimpi ku






Inilah mimpi ku impian yang tentang kebahagiaan


Tentang jalan hidup yang telah berlabu pada bidak ku


Tentang engkau dan aku


Menjalani terang benderang jalanan kasih sayang


Lembar-lembar cerita tentang kegelapan akan terpendam


Terkuburkan keceriaan yang tak terbatas keadaan


Karena engakau telah ada bersama dengan ku






KEHIDUPAN KU






Sampai saat ini


Alir kehidupan melaju


Tak terasa sudah sekian lama


Aku berjalan






Ohh .. Kehidupan ku


Mengalir seperti air


Mengalun seperti musik kadang lembut


Kadang keras


Aku yang kini menikmati kesendirian


Walau aku masih dalam cengkraman kerinduan


Padanya






Apa yang aku cari belum aku temui


Dan harap ku tinggal kan gelap dalam hati ku


Kan ku temui bahagia dalam taburan


Bintang dibawah cahaya padang






Aku yang kini masih sendiri


Dan sepi


Melayu membisu


Melayang pergi entah kemana


Kadang bertanya tentang arti sebuah mimpi


Mimpi ku yang datang dan pergi


Tapi inilah kenyataan hidup


Yang membuat kita sadar akan arti


Lapang dada














MAHKOTA KESEJATIAN






Kesejatian


Jangan engkau jauh dari diri ku


Aku adalah ranting kering


Di tengah padang dan setengah tandus


Harapkan hujan akan datang


Membasahi jiwa-jiwa yang tertindas


Menjadi telaga






Sehingga keindahan akan datang


Menyemaikan kebasahan dalam kenyataan


Membebaskan dalam kedamaian


Menyelami kesegaran dalan kesejahteraan






Pakai lah mahkota kesejatuan mu


Lepaslah bersihkan lah hati mu


Baringkanlah dengan wewangian


Dari surga






Sadari kini bersama seribu malaikat


Hati maka bersuka citalah


Karena rembulan akan segera datang


Memberi cahaya mu untuk bumi


Yang kau pijak






Nikmatilah secawab anggurmu pangeran


Berdirilah dengan tegak


Gagah perkasa melangkah


Menuju negeri perdamaian






DIRI MU YANG BARU






Tertegu diri ku di sini


Di kedamaian yang menyenungkan batinku


Tak ingin ku beranjak dari tempatku


Karena aku treasuki ketenangan


Disini






Aku bukanlah gelap


Aku bukan lah senja






Aku kini telah menjadi bagian dari


Ketenangan dari kedamaian


Telah ku tinggalkan kebingungan dan


Rasa cemas-cemas ku


Yang begitu erat menjerat ku


Menyesakkan batin ku






Kecerahan hari ku kini


Menimbulkan sesuatu yang baru


Yang indah seperti putik-putik bunga


Bermekaran harum semerbak


Di dalam hati ku






Lihatlah


Dan tetaplah engkau disini


Menukmati indah ku






Layaknya sorga para penyair


Yang tergelak nikmati sentuhan


Kesabaran yang menyatu


Dengan alam diri ku yang baru






KIDUNG KERINDUAN






Terkapar diri ku dalam panggilan kerinduan yang merajam


Diselinuti kabut malam yang dingin dan menutupi jalanan


Namun jiwa tak lagui ada disini, tapi pikiran ku tak lagi


Berfikir tentang hujan tentang rembulan dan tentang matahari


Apa yang ku lalui meredup dan prihatin akan keadaan ku


Dimana tangan-tangan yang kuat tak sanggup meraih


Kekasih yang kini jauh dari pandangan, dari pendengaran






Dalam sebuah kebeningan sukma yang menderita kerena menahan rindunya


Yang terpenjara sang awan tampak begitu beriring-iringan


Menyapa kumpulan rerumputan sungai yang melambai


Memanggil nama Allah sang pencipta


Dan batu-batu tetap saja tidak bergeser


Walau ia ingin sekali meranjak


Manusia seraya buta dan tuli


Karena silauan oleh pesta dunia


Oh… sadar ku berdiri dengan tamah


Menguasai roh-roh yang ketakutan


Karena pedang-pedang tajam sedikit menyobek-nyobek kulit dagingnya






Tetapi kerinduan ini kini merentangkan sayapnya


Dalam hari dini yang belum bermentari


Kebingunan sang hewan-hewan malam mencari rumah


Persinggahannya


Entah mengapa tak ada yang menjenguk bila nyata ia sakit


Dan entah mengapa tak ada yang meraih bilka nyata ia tenggelam


Dalam lumpur got yang pekat dan menjijikkan


Mungkin kesibukan teramat memabukkan


Hingga mereka tak lagi berdiri dengan ketulusan hati






Sekujur raga dan jiwa terpesona terpaut keindahan wanitaku


Bidadari ku yang dulu tampak molek bersama liyutan roman muka


Para penyair yang menjaga si miskin dari ketindasan


Lihatlah burung-burung camar


Mendendangkan nyanyian pujian-pujian pada pagi yang telanjang


Membiarkan anak manusia menjadi liar






Kidung kerinduan ku menyatu bersama denyut nadi


Yang tak kunjung berhenti selama hidup ku


Selama nafas masih bisa menghela engkau menjelma menjadi bayang-bayang


Yang seakan mampu merasuki mimpi-mimpiku walau aku menikmatinya


Selama dirimu jauh dari diriku.






Dengarlah denting iringan kasih tulus lantunan do'a bersama isak tangis


Yang terus menyucikan hatiku yang penuh noda nafsu.......


Membunuh iblis jahat dalam katup hati yang tes berbolak-balik.........


Mengertilah alam mendengar deritamu...........


Tumbuh-tumbuhan dan rerumputan merunduk mencoba mengerti hasratmu.....


Yang tersembunyi di balik tabir-tabir wajahmu yang penuh arti...






Untaian rindu-rinduku merebak menandai hari ini untuk


Masa depan ketika aku telah bersamanya memandangi


Perangi mahgligai yang mengkilat keemas emasan


Dan rindu beralih menjadi pasir-pasir laut yang tiap kali


Di terpa Ombak hingga hilanglah kotoran yang melekat






Bisuku bukan takut sayang...diamku bukanlah kemalasan........


Aku hanya berkiblat atau nama cinta yang penuh pengertian yang mendalam


Biru bagaikan lautan pengunungan dan langit............


Aku tak berusaha mendapatkan cintamu, aku hanya mencintaimu......


Meski engkau tak mengenal cinta dari dasar kecongkakan dan obsesi


Aku hidupkan yang telah mendamparkan pada sebuah kesejukan


Di sebuah tempat yang membiarkan aku sendiri dan memaksaku mendaki


Puncaknya yang hanya menyisakan pijakan kakiku.........


Pelan-pelan kubuka dan kurentangkan tangku dengan perlahan tinggalkan


Ketakutan dan kekhawatiran






Jadilah apa yang kau inginkan........


Engkaulah kekasihku......telaga rinduku.............


Yang kini meninggalkanku dalam keadaan masih anak-anak


Tanpa kebohongan dan kebencian sedikitpun.......






Kekasihku akan tidak pernah mengutukmu sayang...............


Aku bukanlah bunga untukmu...... hingga engkau pergi beralih pada pepohonan






Untaian rinduku......mengalun mendawai untuk mengilhamimu, memujimu...........


Kuharap engkau mendengar perasaanku.....


Rasakan apa yang kurasa.......... karena hanya dirimu Arah cinta ini






Bila mentari masih menyapa, bila engaku masih ada di sana, bukalah mata hati


Untukku. Agar aku tenang kau tinggal di sini... di sepi-sepi yang tak ada yang bisa di salahkan.................


Karena kehidupan akan tetap menyalir. Walau aku tak ditakdirkan menjadi pelangi di atas bumi


Karena kehidupan akan tetap mengalir. Walau aku mati dalam perjalanan


yang belum berkesudahan mencari dirimu






Karena kehidupan akan tetap melaju dan pasti ada yang ditinggalkan


Walau engkau mati dalam perjalanan






Karena kehidupan akan tetap melaju dan pasti ada yang ditinggalkan


Walau engaku mati dalam perjalanan yang belum berkesudahan mencari diriku.........






Bidadari pujaan hati.....


Dalam sunyu aku melihat dirimu hadir bersemayam dalam hati


Mencumbui dan mengecup hasrat yang telah lama merana






Aku berteman dengan diriku...........dua sisi yang satu tubuh


Bertanya tanya tentang arti mimpi semalam...........


Yang sekejap namun meinggalkan jejak yang meilukan


Bertaburkan aroma bunga semerbak masa lalu....... dan masa sekarang


Mungin aku tidak sanggup memusnahakn apa yang aku tanam


Sebuah perasaan yang selalu engkau ganggui.........


Karen alam ingin aku menjadi milikmu.....menyertaimu..........






Seperti cahaya yang membias perumputan basah di pagi-pagi


Seperti pohon kering di tengan padang ara......


Dua akstase yang selalu menyatu dan membelenggu diriku






Aku melihat dirimu pergi dari hadapanku...........


Seraya segala yang menyertaimu melambai dan ucapkan goodbye.......


Aku terpuruk dalam kepedihan dan keputusan asaan ketika segalanya


Tuntuh terseret alunan kidung duka peri-peri hati.....






Dan semua melayu.. tidak setuju dan mencoba membangkang


Tapi bintang, rembulan tetap diam melihatku


Kepada siapa aku sandarkan lelahku........wahai tuhan penguasa jagad






Bidadari yang telah hilang


Dan tak akan kembali..... redakan dahaga sang pejuang


Yang sudah pulang berperang melawan kebusukan


Jika dadanya tertusuk anak panah dan tangannya berdarah..............


Siapakah yang dengan lembut obati lukanya.....membalutnya dengan keikhlasan


Yang tiada bandingnya






Biarlah aku teruskan perjalanan panjangku


Mungkin nanti aku sembuh ........ atau aku akan mati...........


Yang pasti, harapan sudah rapuh untuk memujimu dan untuk membuka hatimu


Yang sebenarnya aku sangat mencintaimu untuh


Tapi perasaan terpendamku memohon kembalilah


Jemputlah aku


Entah mungkin aku bodoh.....tapi aku menyukai kebodohan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar