Acbar vallex anderson adalah pria keturunan jawa, dia dilahirkan di sebuah desa kecil yang bernama kaliondo yang ada dikota gempol pasuruan.
1988 pendidikan dasarnya diperoleh disekolah madrasah yang ada didaerahnya sampai pada tahun 2007 dia mendapat gelar strata satunya di Umsida sidoarjo dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi disamping ia juga menmpuh pendidikan PGSD di Universitas Negeri Malang.
Sejak usia amat muda dia banyak terinspirasi oleh seniman – seniman eropa seperti Bethoven, William Suchespears, Leonardo Davinci, Kahlil gibrant.
Dunia romantisme rupanya lebih menggairahkan untuk diselami. Tulisan tulisannya menggambarkan bahwa dia mencari seseorang yang bisa membuatnya bahagia selamanya, jika itu kamu segera hub nomor HP nya 081937014662
TEMAN – TEMAN MALAM
Malam-malamku
Berhiaskan bintang nan berkilauan
Saksikan sang teman teman malam
Aku dan mereka
Tanggalkan beban juga batasan-batasan
Kita duduk bersama memuja seribu kasih
Di atas bamboo-bambu pinggiran
Di bawah rerindangan
Di bawah sinar rembulan
Wahai teman-teman malam
Ciba singkap hitam di benakku di benakmu
Menyulam butran-butiran masa lalu
Isikan dengan kebenaran sejati
Wahai teman-teman malam
Segala inginku hanyalah kumpulan awan
Harapan juga pergi di kala senja
Membatasi langkah-langkah para pemuja
Cinta
Wahai teman-teman malam
Bahkan terlelap diriku di tabir-tabir gelap
Dalam kepalsuan dan kebusukan
GELOMBANG CINTA
Dirimu bagaikan gelombang
Yang mengguncang bathinku
Bagaikan nafas lembut yang kuhelai setiap waktu
Kepahitan dan kepiluan seakan runtuh
Karena cinta……
Terganti manis semanis madu
Engkau dan aku tak lagi saling menyendiri
Terhanyut terlarut dalam nuansa yang berbunga
Bunga……
Di pelataran meghligai yang menjadi milikmu
Dan milikku…
Engkau dan aku bagai sepasang merpati
Mengepak bebas berpadu cinta
Engkau dan aku tak lagi saling menyendiri………
Arungi samudra cinta……….luas tampaknya……
NEGARA BONEKA
Ditengah – tengah mata telanjang
Menyongsong kehidupan baru yang lebih berarti
Namun aku risih mendengar apapun yang mereka perbincangkan
Hanya rencana-rencana saling mematikan
Saling menghantam dan merusakkan
Kesengsaraan bagaikan tontonan
Yang terkesan lumrah dan murah
Tanpa mampu mengetuk hati
Manusia-manusia menjadi boneka
Slalu disibukkan aturan-aturan
Lantas siapa yang akan sibuk memikirkan
Kesejahteraan rakyat…
Jika generasi mudahnya membisu dan layu
Dan terhibur oleh film-film, gossip percintaan
Terpaku tak beranjak…
Di atas tempat duduknya yang nyaman
Bila paginya digiring kemesin-mesin pabrik
Menjadi boneka yang produktif
Bila malam minggunya dihabiskan
Berpacaran dan mengunyah makanan….
Bila minggunya sibuk berbelanja
Barang-barang rongsokan yang berlabelkan
Artis-artis vaforitnya…
Dan mengabiskan waktu menggunjing
perceraian dan poligami……
Negara boneka generasi yang manja
Sadarlah ….bangunlah
Sendi kemanusiaan yang telah hilang dan terampas
DARI MATA
Dari mata engkau katakana cinta
Engkau wanita setara bunga
Betapa harummu singgahi mimpi
Lembut selembut parasmu
Aku memuji kecantikanmu
Dari mata engkau katakana cinta
Kurasakan nuansa berbeda di hari-hari
Dan kini engkau telah singgah di hati
Walau mulut kita masih saling mengunci
Tapi hati tak dapat dibohongi. Hai Cinta
Dari Matamu…
Engkau lenggangkan tarian paling elok
Dan memperdaya sebagai tanda cinta
Telah bersemi di hati…….
Dari mata engkau merayu-rayu
Mungkinkah Amarah yang tengah berkobar
Hingga yakin engkau jatuh hati
PANAH CINTA
Laksana Panah
Menembus dinding hatiku
Menebar serpihan-serpihan cinta di balik tabir
Semilir Bintang-bintang asmara
Rengkuh khayalkan mengingatmu
Memikirkanmu……
Belahan wajah dibalik tabir
Serta tatapan mata yang lentik
Menerawang rasa seribu makna
Engkau selipkan cinta
Di cela-cela hitam rambutmu
Digerak manis bibirmu
Oh tuhan…
Adakah sama ap ayng kurasa
Jawablah…….
Apakah ini bukan bunga-bunga mimpi
Yang akan pergi menghilang meninggalkan separuh asa yang menjadi persembahan
Perasaanku…
Saat aku membuka mata….
GADIS KAMPUS
Hai gadis kampus
Ceritakan lagi padaku
Apa yang pernah kau alami
Hilangkan keraguanku padaku
Mungkin jadikanlah aku temanmu
Entah mengapa…
Engkau bias merubah suasana..
Cairkan dahaga dalam kalbu..
Saat kita berjalan bersama..
Merundukkan keras serta….
Panjangnya jalanan…..
Hai gadis kampus yang cantik.
Ceritakan lagi padaku
Apa yang pernag kau alami
Hilangkan keraguanmu padaku….
Mungkin kita bias berbagi….
Dan jadikanlah aku temanmu…
Teman yang kan selalu ada di dekatmu
DEWI PELIPUR LARA
Wahai hari-hariku
Lihatlah diriku yang tampak murung
Lewatimu…….
Mengertikah engaku…..apa yang kusandang
Di benakku
Rasa kering yang kuanggap ujian dihidupku
Dimanakah dirinya
Sang dewi pelipur lara
Yang akan menjaga mimpi
Akankah pagi hilangkan kesunyian
Kalbuku….
Membasuh peluh dimukaku….
Bersujud simpuh dan pasrah di atas
Pemadani putihku
Mungkin ajal akan menjemputku
Dan aku tidak pernah lagi mencarimu
Dan aku tak pernah lai memikirkanmu
Dan aku tak lagi butuh kanmu….
KEPRIHATINAN
Keprihatinan
Saatnya diriku utuk prihatin
& duduk pelan – pelan ……
menjaga hati dari kemegah – megahan
berai terberai tertiup angina
jauh nafasku dari dirimu
engkau yang terlihat, terpegeng
terkepung keindahan yang menyesatkan
dalam keadaan prihatin ... & seharusnya slalu prihatin
kibarkan bendera hitam setengah tiang
atau kesengsaraan serta kelalaian & kehilafan
para penghuni dunia & alam raya.....
aku tersenyi di gelap – gelapnya, nuansa dalam dada
kaki – kaki hampa melangkah
dalam keprihatinan yang tersembunyi di bilik kecil
di rahasia yang sepi senyap, damai,dan semu
saat aku tak mampu memberi apa – apa
cukup keprihatinan menjadi persembahan
ketika atau selalu mempertanyakan .....
”MALAM 6 APRIL KU”
Bila mentari masih menyapa
Bila kamu masih ada disana...
Mengagumiku dan memikirkanku ...
Pastikan ku kan datang padamu ....
Biarlah, pasrahlah
Ku kan menjadi hatimu
Bila engkau memang mencinta
Mengapa tak kau katakan saja.....
Biar ku tahu isi hatimu.....
Walau aku angkuh dengan kata hatiku ...
Dirimukah jawabannya ...
Atau aku hanya melihat fata morgana
Di bilik kecil yang sepi dan senyap
Tanpa musik dan kebisingan
Aku bukanlah pahlawan cinta
Atau juga pejuang cinta ...
Aku hanya secercha debu yang terserak
di jalanan yang gersang.....
aku bukanlah bunga ....
walau mereka datang di kala senja ...
juga memetik .... tanpa mau menanam &
menyiramnya ......
”MENTARI YANG DAMAI”
Mentari yang damai ......
Pancaran sinar nurani alam
belai sepoi terpa wajah
tua daun sudah berserak
selintas kebahagiaan kecil
yang terdampar di tepi hati
layaknya hari ini ....
manusia – manusia pagi ....
berjalan, bersepeda, & berlari ....
mengejar hidupnya & mereka ....
aku di antara orang – orang yang mengenal cinta
merasukkan aroma sejatinya ....
melalui mataku ... hidungku... telingaku ...
merambah ke seluruh tubuhku ....
pagi – pagi ....
baru kusadari maknamu ....
menganti semangat yang telah layu ....
terbang muramku akan hadirmu ....
* KIDUNG CINTA *
Malam seribu bintang
Jiwa – jiwa yang bersemayam dalam kerinduan
Akan aroma bunga kesejatian
antara cinta merambah bayang tak pernah
Hilang, Bacaan kidung asmara tercurah
Padanya
Dekaplah dalam rengkuh khayalan para
Pemimpi, maknai segenggam kesan
Bakmutiara cinta
Mengalir, meraja & mencengkramah menjadi nada
Dalam lemah yang terbidak samar- samar
Putih & bersih, menenggelamkan
Keraguan dalam lautan sorga para pecinta
Melati & segala bunga
Adakah sama seribu ketulusan ini ....
Dengan seuntai mawar yang kadang
Merah merekah di tepian hari ........
Lantaran hatiku merintih sepi
Menatap kosong hamparan cakrawala senja
Aku tersisish di lautan sepi
Seiring rontahan nyata .....
Waktu kia berlalu ....
& cintaku melambai jauh – semakin jauh
Hingga terebahlah tubuh ini di atas
Janji suci, yang terlantur dari benak
para pemberani ....
Butiran kasih tiada pernah pudar
bersinar, tumbuh merabak dalam
taman keikhlasan hati, menanti belahan
hati dan takdir menjawab segalanya
KERESAHAN
Betapa lelah aku
Betapa terpuruknya aku
Terbengkalai di sudut hidupku
Yang slalu menghujanku dengan ujian
Wahai bunga-bunga yang ditanam
Wahai malaikat-malaikat yang di bumi
Datang dan tentramkan aku
Matahari pun tau
Diriku menyayanginya
Hujan pun tau
Diriku orang yang lengkapinya..
Meretak dan jebol.......
Bendungan ketabahannya
Terbakarlah amarah
Memporak-porandakan istana kedamaian
Aku bukanlah malaikat atau dewa
Kadang diri ini tersiksa
Dalam ruang sempit yang membatasi
Meski sadarkan slalu berdaya
Kadang disalahkan
Kadang dipermasalhkan
Dan tidak dihargai
KEMBOJA CINTA
Bila memang terkekang dan hati tak boleh membangkan
Teremaslah hatiku........
Gadis idamanhatiku
Yang bukan untukku, bukan untuk mereka
Ku indahkan di tahta surgaku
Di kala – kala kaku sudah mulai lelah dan terhenti
Bila memang ini adalah cinta
Dan hati tak boleh membangkang
Engkau adalah kamboja
Yang akan mengahrumi kuburku............
Diterang-terang burung-burung mendendang
Laksana membelai ketiadaan ini....
Aku yang tengah berdiri rentan ditemani daya imani
Menjunjung rasa kasih yang begitu mendalam
Ciptaan sempurnam, sang raja manusia........
Bila memang kesungguhan ini adalah cinta
Dan hati tak boleh membangkang
Hanya engkau yang paling ku sayang
Bersama malaikat kasih yang menemani jiwa ini
Ekstase nuansa mempesona dan air mata
Keklaman rindu tiada banding
Akan laku lagunya
Sang curahan hatiku...........
PERCINTAAN
Percintaan......
Indah, sungguh indah menggoda
Hasrat yang tlah jenuh dan lelah
Apakah diri terbui
Angan dan kenangan silam
Diri tergaduh merekah – rekah
Saat cinta menyapa
Ditengah rentan..panas meronta
Keringkan jiwa dan ragaku
Yang coba mengais secercah semangat yang tlah layu
Namun butiran nurani mentetes
Dalam kisah yang tlah kita jalani
Adakah makna dalam percintaan ini
Saling beradu bagai tak kenal malu
Saling menggoda, kobaran asmara paling indah
'membisikkan sedikit rahasia enatar engkau dan aku
Hingga hasratku terpanah kesahduan dan kepilkluan
Yang kau lukiskan dibenakku
Percintaan datang dari mimpi-mimpi
Penyenyum diri dari tegangnya hidupku
Cinta menutup mata dan telinga
Kaburkan norma yang telah ada
Engkau dan aku adalah raja dan permaisuri
Yang duduk mesra dalam singgasana percintaan
Wahai cinta yang sedikir masih tersisa
Sadari diri sudah seperti dulu
Tubuh ini merenta dan diri terbatasi janji suci
Yang telah terikat rekat, aku bukan milikmu lagi
Biarlah hati ini hayati maknamu dalam sisa hidupku
Kan kusebut namamu dalam bisu
Biarkan mata ini memandangmu dalam buta
Kuburkan kisah cinta ini di hari tua
Aku dan kamu tidak bermakna
Tingkah kita terancam dosa
CINTA TANPA MEMENJARAKAN
Dewi mentari
Penguasa kelembutan dan keikhlasan
Besar tahtamu dalam hatiku
Yang terlalu mencitaimu
Sinarnya samar dan putih ...........pudar
Betapa engkau menyamar separuh jiwaku
Bidadari......engkau adalah bidadari
Selalu darang dan mencumbui lamunanku
Mutiara rasa yang mengalir dalam darah
Kusadarkan jiwaku di jiwamu
Ku jadikan engkau naungan hidupku
Mengertilah cinta...................
Diri ini sesak dan terkoyak
Meluncak dan meredup.....
Sampi kapan nyawanya mati........
Yang sebenarnya aku dewa dengan seribu sayapnya
Memberi kasih sayangnya hanya padamu, yang sebenarnyam
Tulus tanpa memenjarakan
Terbanglah....... liarlah.....diamlah bebas...
Karna engkau menyatu dalam diriku..
Hiruplah udara......sepuas kau menghirup
Karna diri ini percaya engkau untukku.......
SEMANGAT LARA PENGAIS NAFKAH
Sorotan mentari menyapa
Jiwa-jiwanya masih terbelenggu
Lantunan syair kehidupan di tengan hamparan
Atap biru serta ajakan panjang yang harus ditempuh.
Bukan hanya mencari jawaban tanyaku
Yang kunjung menjadi redah............
Nyanyian para dewa berkabung menyentuh
Mengangkat nasib ini ke permukaan
Walau hari ini tertawa dengan kemunafikannya.....
Sayap-sayap yang mengepak bebas, lepas.......
Dalam paras bibirmu semringah menyapa
Dalam dingin tubuhmu menggigil namun
Kaki-kaki telanjang tetap menapaki jalanan.......
Khatir-khatir menerpah .........semangatnya
Para penjaga hati yang terbiasa miskin dan sederhana.
Yang terlibur nyanyain dan tarian indah sandiwara dunia
Yang tampak fana dan sementara
Jiwanya bagai baja
Tangannya yang tebal melantik. Selentik putik
Mengelus elus dadanya yang kerempeng..
Dan perutnya yang busung.......
Hatinya berenang..........dalam telaga
Kedamaian...........
KETIDAK PASTIAN
Segenap Makhlukmu
Kayati makna pada segenggam
Harapan tentang kemenangan
Hidupku tampak diam membisu
Saat kutanya tentang
Arti dilema..
Nyata sang penakkuk malam
Hanya bisa membenci
Namun impiannya yang
menjadi nafasnya tak mampu
melawan takdir alam
Merahnya Kelopak mawar
cinta tak semerah darah
kelamnya malam
tak sekelam derita jalanan
yang telanjang
apa yang engkau kasihi serta
eluk-elukan bisa pergi
menghilang sayang...
dan apa yang engkau kutuk
akan berlaik membelenggumu
persiapkan dirimu sayang....
sudahlah!!! Jangan melebihinya
sadari engkau hanya manusia........
belajarlah mencintainya......
dan jangan lagi berdiri di terjalnya
harapan hanya untuk melihat rembulan...
dan jangan engkau pasrahkan hidupmu
cintamu sukamum sayangmu
untuh hanya untuk memuja dunia
dan segenap benci untuk menghujamnya
PASAR TO DAY
Di tengah-tengah kesendirian
Risalah penyair berpena emas
Na terhimpit dalam sepi
Kupasrahkan tanganku pada jiwaku
Pagi kian cerah semringah
Lewati jejakan panjang dihiasi
Jiwa-jiwa yang begitu bersemangat
Mengais nafkah
Kubiarkan tubuhku serta jiwaku
Melayang di bawah nya
Pada damai-damai yang terdampar
Ditepian hari
Ugh!! Ku usap saja keluh di dahiku
Ugh!! Ku letakkan saja penat di pundaku
Dan aku peluk erat dirimu
Menyambut tangan-tangan yang tebal dan kasar
Namun lentik selentik putik
Mengelus elus dadanya yang krempeng
Serta perutnya yang busung
Harmonisnya ulah mereka
Nada-nada serta celoteh tak bernafas
Sejenak buatku tertawa
Sesekali kuhirup dalan ruang yang sempit
Juga sesak mengoyak tubuhku
dan membiarkan bathinku untuk merakyat
ditengah-tengah saudaraku bahwa cintaku
berat terasa beranjak melangkah darimu
namuin ada sesuatu yang lebih dari pada itu
yang memaksakanmelambaikan tangan padamu
tapi engaku telag memberi segalanya bagiku
sesuatu yang tak mungkin mereka mengerti
KELAM
Lautan ketidak pastian
Segalanya begitu nyata
Dunia kita tampak dangkal dijejakan
Kaki-kai telanjang dan mulut-mulut yang katakan
Sampah pada hati manusia yang penuh cinta
Ibarat air hati slalu mengalir
Memilih slalu memilih
Pastikan ada yangsakit hati
Tapi engkau masih menikmati rembulan
Dan duduk-duduk meneguk minuman
Serpihan-serpihan dunia
Takkan mampu membeli hati
Wau menyenangkan menertawakan
Mengapa engkau membisu
terkerangkeng besi dan
membiarkan nurani-nurai menjadi tuli.
Sudahlah kulepas saja dirimu
Dan singkirkan anganku
Takan mengganggu kenyenyakan tidur
di dalam dekapan harta, tahta
yang mamapu mengusap air mata
Dunia ini
Segalanya bisa ada
Dan segalanya bisa pergi
Kuanggap mati dirimu
Kukubur dalam kelam-kelam ku
Walau kadang aku sulit mengerti perasaanmu
BUKAN CINTA SUCI
Cinta ini bukan cinta suci
Cinta ini bukan biasa lagi
Darahnya benar-benar nyata
Hanya aku yang paling mengerti
Sang dewi penuntun purih
Datangnya biasa-biasa
Merebak dan tak perpaling
Dari tulus dan ikhlasnya
Kirana perajut bunga-bunga
Kadang mencari
Kadang sudah diberi
Sekarang, nanti dan selamanya
Cinta ini bukan sejati
Melangkah, semau hatiku melanjutkan
Setengah ke kanan kadang ke kiri
Kucoba tuk teduhi
Dirimu dari mereka
Karna akulah milkmu
Biar ku teguk pahitnya
Agar kau rasakan manisnya
Kepedihan dirimu dan diriku
Berenang lah disungai tulusku
Gunakan aku dan jangan kau risau
Pada pamrih yang tesirat
Karna engkau memberi arti tersendiri
KEBABASAN
Di dalam jalanku
Ada segumpal pesanku
Sebuah kemuakkan
Bukan menghujat sayang.......
Bila engkau tau..
Aku bukanlah itu..
Percayalah dan jangan pernah
Mengantuk aku panjatkan lagi
Jiwa-jiwa tulus itu
Yang kini tengah hirup nafas
Kerelaan dan pasrah pada kematiannya
Kebebasan adalah samudra biru
Ruang sejuk selayak sorga
Tercipta karna mencari dan mencari
Sesuatu yang lebih dari pada kenyenyakan
Selayak ketenangan jiwa
yang terbit dari kegelapan.
Bebasku bukan hidupku..
Bebasku adalah sayapku
Bukan diberi, tapi mencari dan mencari
Sesuatu yang lebih dari pada kemapanan
Selayak keberdayaan yang
Slalu menentang keburukan
Aku hanya menoreh karena asa
Yang berputar bagaikan gelombang
Mencari perubahan kehidupan
Bukan kesesatan sayang....
Tapi sepenggal jiwa yang lahir
Dari sisa-sisa penderitaan dan penindasan
Dan kekecewaan
KESENDIRIAN
Ditengah – tengah kesendirianku
Termenung dalam balutan hampa dan sepi
Hanya alam yang tau
Ternyata aku mengindahkanmu
Mengharapkan sepanggal hatimu
Lantaran kekagumanku kepadamu
Dan menyukai kekangan hidup
Melilit tubuh sepanjang waktu
Hanya alam yang dapat menyampaikan
Jika ternyata diri ini tampak pudar di terang cahaya nyata
Jika nyali ini menciut untukmu
Aku resah di tengah-tengah kesendirian
Termenung dalam balutan hati yang bisu
Melihat sorotan matamu.....
Menghayati keindahanmu...........
Saat engkau melintas di depanku........
DUNIA MAYA
Untuk sahabatku
Dengarlah puisiku
Walau engkau tak mengerti maksudku.....
Diremang cahaya malam
Engaku adalah pelangi
Nyata aku buta
Duni ini nyata adanya.
Dan nyata tak biasa dirubah dengan kata
Kata........
Dan kebodohan tetap saja terulang
Pada diri ini yang sedang mencuri
Secara semagat hidup baru......
Tetapi sengaku seperti pudar
Dalam diriku saat engka
Buatku pilu............
Patah kan semangatku
Biarlah aku bebas sayang.........
Biarlah aku benahi segala
Kerusakan asa dan yang terbenggelai
Dengan kemurnian bukan
Kepada suatu atau kepura-puraan
Dalam dunia maya......
ENGKAU
Merasa lama waktu berlalu
Di dalam lembar-lembar penantian yang semakin merajaku
Menunggu cinta hiasi cinta
Terjerat rasa pilu yang datang
Dari perhatiannya yang menjelma menjadi
Dawai yang membelai malamku
Engkau adalah telaha
Engkau adalah mentari
Dan Engkau bagaikan hembusan angin
Sorga yang menerpa seribu derita
Tapi kini diri ini tersalibkan
Oleh isi rahasia yang paling
Dalam, sedalam lautan cintaku.....
Kuharap engkau hadir di sini
Temanilah aku yang butuh kanmu
Karna engkau bidadari ku
Sang dewi pelipur lara....
Engkau telah dipilij oleh
seribu malaikat hati
dan engkau telah dianugerahi
kekuatan cinta dan kasih sayang
yang akan membawaku dalam
keheningan yang suci jernih
Cinta datang dari mimpi – mimpi
Penyenyum hati yang telah mati
Teteskan butiran kelembutan
Kalbu dan kebahagiaan
Hayatilah maknaku di hatimu
Tatkala senja telah berlalu
Burung gereja telah kembali dari sarangnya
Dedaunan tua telah tumbang berganti semi.........
Ibarat perasaan yang ditinggal
di tengah padang rerumputan
Tanpa teman dan harta
Dalam sekejap berganti suasana
Saat bunga-bunga tumbuh
Merebakkan aroma
Wanitaku...
Engkau adalah mutiara hatiku
Dirimu sebuah cinta
Yang tercipta dari sari-sari alam
Serapan dari cahaya mentari
Dan rembulan..............
Anugrah suci untuk terakhir kali
Kanku jaga sampai mati......
REVOLUSI 99
Dunia pada saat ini
Tiada memberi arti...
Melarut kanmu dalam ambisi
Kesombongan, keangkuhan
Melebur menjadi kebencian
Kepahlawanan dan kebisingan
Kian menderap-derukan
Suara kebangkitan jiwa yang
Telah padam........
Namun derai petunjuk arah tak bahagia
Terasa derai kepalan tangan dan nafas
Terhenti di sudut perkotaan......
Terpulai jerah dan tak berdaya
Merambah kesekujur raga jiwa......
Akankah dunia itu
Kubiarkan terbang bersama masa...
Akankah, hentakan, perkataan,
Dan spirit itu......
Kubiarkan pergi meninggalkanku........
Tuhan pencipta alam
Kutundukkan badan sucikan hati....
Mengaluni ayat-ayat suci
Kebenaran sejati tak pernah mati...
Bawah tanah dan agama adalah cahaya
Datang menerpa wajah dunia.......
Menyatu bersama hard core, punk,
Dan skin head........
Membaur bersama bisikan, karya yang begitu indah
Dunia yang kutemui nanti..
Perlawanan dan kesucian
Melangkah bersama semua saudara, di sini disana
Setara serasa menyambut senyuman
Manis rakyat jelata..
Kekuatan para pemuda...
Tergerak bersama kesadaran
Kesederhanaan dan perlawanan
Meluruskan yang salah menjadi persatuan
Bergandeng tangan
Tanpa pujian tanpa pamrih
Hilangkan perbedaan
Teriakkan revolusi........revolusi sampai mati
PERSEMBAHANUNTUK PERMAISURIKU
Dalam dekapan malam
Sukmaku melayang
Menyurusi perasaan
yang teramat menyejukkan
Persembahan hatiku
Untuk sang kekasih
Yang kubawa dari
Lembah-lembah kebagaian
Dari pucuk-pucuk ketenangan
Inilah bunga hatiku
Yang kupetik dari telaka kasih
Dari pagi buta sampai senja kala
Merebak menebar keharuman
Yang teramat lembut meabukkan
Hingga engaku merasakan
Perasaanku yang teramat menyayangimu
Saat dirimu bersandar di pundakku
Dunia adalah jalanan panjang
Yang penuh liku
Dan kekuatan alam ini akan memperintah jalanku
Karena permaisuriku akan
Menanti diriku
Membawa cerita-cerita jalanan
Dengan senyuman....
Apakah aku telah jatuh cinta padamu
Mungkin engkaulah penjaga hatiku
Permaisuri hidupku..
Hanya takdirlah jawaban
Dan liutan angin pasir menerpa
Padang gersang yang sepi...
Begitupun dirimu
Yang kini membayangi setiap sendiriku
Dalam bekaku terbiangkai kecantikanmu
Tawa dan tatapan yang penuh misteri
Seakan alam raya menangis
Menghayati maknamu bagiku
Dan menjadi saksi kisah kita
Engkaulah cinta, engkaulah bintang
Hingga aku benar-benar akan selalu
Tersepi dalam bulatan kerinduan yang kekal
Tanpa petuah tanpa teman
Menyendiri ujung dermaga
Hingga engkau akan datang menemaniku
Dan air mata ini adalah air mata suci
Karena aku menangis untukmu........
Mungkinkah air mata ini dapat mengubah
Kepahitan menjadi telaga
Dan biarlah aku menangis............
Dan air mataku akan sucikan jiwa ini
Bunga cinta
Hanya akan menjadi luka
Biarlah kisahitu menusuk hatiku.......
Jika memang aku harus mati....
Burung-burung di senja kala
Seakan menambah luka,
Walau aku pasrah dan terbiasa
Hingga kebencian akan menjadi cinta dankasih sayang
Hingga kegundaanku menjadi kebahagiaan
bersama arak-arakan hati yang terguncang
dan meungkin akan hilang dan mati........
Kehidupan ini bersahabat dengan kematian
Dan aku tak peduli dengan luka dengan panas dan dengan perih........
Karena air mataku...........
KEDATANGAN SANG BIDADARI
Wahai Bidadari
Siapakah namamu....
Engkau Indah setara dengan Alam
Harum semerbak rasuki suasana
Kesanmu melingkari warna
Detak jantungku........
Aku ingin sekali membiarkan
Tubuhku terbang bersama anganku......
Menjumpai parasmu di atas awan
Membelaimu walau sejenak
Agar apa yang menjadi pautan hidup
Usai karena dirimu ada bersamaku......
Kedatangan mu.......
Menyelamatkan jiwaku
Karena engkau adalah sang bidadari
Membawa seribu kecerahan hatiku..
REPLIKASI
Ungkapkan penatku
Saat berada jauh terasing
Dan hiruk para kehidupan
Menikmati keindahan masa laluku
Masa yang jauh terpendam delapan
Tahun lamanya...........
Saat ini saat aku tersadar
Dalam belaian ingatan-ingatan semu........
Di warnai dengan segala sendu pilu.....
Riang bagaia yang telah menoreh
Lembar-lembar putih di diriku.....
Oh! Diriku yang dulu adalah jati ditiku
Kini jauh harus ku tinggalkan
di tengah padang ara....... hingga takdir kini
menemukan aku yang sulit mengenali diriku.....
aku bukanlah aku..
kubiarkan aku menemui cerita-cerita
legit dan harum.....dimana dulu
aku adalah dirimu....dan aku adalah aku
”Zahratul Fikria” Dalam bayangan terindah
Sebagai tanding atas kerasnya dunia fana
Yang tak pernah sempurna.............
Aku lelah.........
Memperjuangkan
Sesuatu yang kudapati
Hanya kebohongan dan kemunafikan
Memaksakan diriku menelan
Sesuatu yang tidak aku sukai
GADIS BERBAJU UNGU
Hai Engkau yang berbaras jelita,
Siapakah namamu...
Hasratku mencari dirimu
Karena engkau adalah bidadariku
Aku ingin mencintaimu
Agar dunia ini menjadi tenang
Serta sejak bersama derai kasihku......
Hari ini....aku merasa kukuh
Dengan diriku sendiri.....
Yang kini menjadi lunak
Bagaikan pasir laut...
Kadangkala aku terambang-ambing
Oleh nafsu dan ambisiku
Kadang aku tersadar itu bukanlah apa-apa
Karena penentuan hidup ini sangatlah nyata
Kadang membuat kita bahagia tiada tara
Kadang mencampakkan kita begitu saja
Maknailah itu semua....
Seperti halnya jalan hidup ini adalah
Takdir Sang Kuasa.... kita tidak akan pernah
Menemukan jawaban selain tuhan
Selalu berkuasa atas diri kita.......
Bila memang kita berjodoh
Putilah kita bersama sayang..........
Tapi jangan pernah kufuri nikmat ini
Sebagai Anugrah terindah
PERSINGGAHAN
Kukenali dirikmu dalam persinggahan
Sejenak terpikat oleh jeratan perasaan
Aklu memungkiri dirimu.....
Dalam persinggahan aku bersama
Dirimu menorehkan cerita-cerita
Yang tak pernah bisa terlupa
Sidoarjo.........oh Sidoarjo........
Menjadi saksi yang setia dan lekat
di setiap kesan-kesan pada malam-malamku
26 Juni itu......
Menggurat di dinding hati ini
Kini engkau telah pergi tinggalkan sepenggal kasih dalam penantian
Wahai .. Kekasih!! Ingatlah diriku selalu bersamamu..........
Selama tinggal ........ lanjutkanlah
Langkah-langkah yang masih panjang..
Anggaplah ini hanya sebuah persinggahan
untukmu dan untukku.....
KEMBALINYA KETAMPANAN DAN AURA CINTA..............
Aura cintaku
Yang terpancar dari
Ketampanan pribadiku
Kini telah kembali
Aku dalah sang maestro
Hidupku sakral
Jiwaku sepi dan penuh arti.
Akulah sang penakluk
Karena aura cinta
Yang tersirat menyilaukan
Segala angkuh dijiwamu
Berjalan, menarik nafas dalam dalam
Menyusuri dunia yang inspiratif
Melalui jejak-jejak hampa dan sepi
Karena paska runtuhnya......
Aku kembali bangkit
Seperti elang.
Terbang bebas mengepakkan
Sayap-sayap gagahnya......
Akulah bagian kecil dari
Keping kehidupan yang penuh
Warna terkisah........
Dalam sayap-sayap buaian angin lalu
Menggoyahkan sang perumputan
Inilah duniaku...... kebebasan yang sepi
Dan penuh arti luas tanpa batas..
WANITA BERHATI LEMBUT
Aku tau harimu adalah
Hati yang lembut
Seperti halnya sutra, sepertihalnya salju........
Itu terpancar disetiap
Sandi-sandi perasaanmu yang penuh cinta....
Semua alam terhanyut dalam
Aroma kasih yang kau bawah
Dan kau tebar pada ladang-ladang hati manusia
Mengertilah.......kehidupan ini
Tidak selalu indah seperti yang kaukira
Kau akan tenggalam dalam gelapnya
Itu demi kelangsungan hidup
Di masa yang akan datang..........
Wahai wanita yang berhati lembut.
Lihatlah aku di sini menemanimu...
Akulah penjaga hatimu....
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terluka
PADANG TERANG
Ratapan sang pualam
Mendekap mendera mendengar
dan merasakan nuansa
sekitar setara akan roman
muka syair ku yang menggaung
mencakar bumi mencakar langit
inilah nunsa batin ku yang ku
tempatkan sebagai karunia
suci dari tuhan ku
syair –syair yang bergaumal
bersama cahaya-cahaya mentari
berbisik mesrah membelai, mengecup
syair-syair yang bergumul
bersama perasaan ku
sebuah perasaan yang ku pendam
dan tak terungkapkan
aku datang dari udara, dari gunung
dari hutan, dari jalanan
menjemput mu yang selalu sendiri
kerena akulah pangeran mu
menambah kaidah kehidupan
menyongsong masa depan
HARI YANG BAHAGIA
hari ini adalah hari yang bahagia
inilahyang ku nantikan
aku bertemu dengan mu
dalam sebuah lereng jalanan
diwarnai cinta hiasi cinta
aku bertemu dengan mu 24 nov 2008 .
KERAGU-RAGUAN
inilah diriku
yang kini diselimuti perasaan ragu
akan sebuah cerita cintanya
kedasar hatiku yang kecil
inila diri ku
ditemani kegalauan
TERANG
Lihatlah hari ini
Adalh hari yang terang
Kegelapan ini sudah hilang
Aku yang tengah bediri dan berlari
Megejar cahaya terang
Menyoroti hati
Akuningin diri mu menjadi penerang ku
Aku ingin diri mu menjadi payung ku
Menjadi hambatan hati ku
Datang lah
Datanglah hai cinta
Bawalah segenggam perasaan yang tulus ku
Dan lihatlah hari ini adalah hari
Yang terang seterang hati ku
Berseri-seri karena mu
Karena engkaulah
Cinta ku
Wahai kekasih
Hati ku ini adalah hati yang lembut
Dan angkau akan dapat rasakan
Kelembutannya
Dalam dekapan dan buaian cinta ku
Jangan pernah menyakitiku
Karena aku menyayangi mu
Karena aku mencintai mu
BIDADARI SANG PENGGANTI
Kala termenung menghyati kisah-kisah
Yang menyayat-nyayat hati ku.........
Perjumpaan aku dengan mu
Aku berharap akan ada bidadari sang pengganti
Rasa sakit rasa sepi ku
Datanglah ..............
Perasan ku mencari mu
Kala sepi-sepi mendekap ku
Dan rasa sedih kian menjerat batin ku
Oh.. !!Cinta dimanakah diri mu ketahuilah diri ini
Lemah dan menderita, menanti diri mu menjemput mimpi ku
Inilah mimpi ku impian yang tentang kebahagiaan
Tentang jalan hidup yang telah berlabu pada bidak ku
Tentang engkau dan aku
Menjalani terang benderang jalanan kasih sayang
Lembar-lembar cerita tentang kegelapan akan terpendam
Terkuburkan keceriaan yang tak terbatas keadaan
Karena engakau telah ada bersama dengan ku
KEHIDUPAN KU
Sampai saat ini
Alir kehidupan melaju
Tak terasa sudah sekian lama
Aku berjalan
Ohh .. Kehidupan ku
Mengalir seperti air
Mengalun seperti musik kadang lembut
Kadang keras
Aku yang kini menikmati kesendirian
Walau aku masih dalam cengkraman kerinduan
Padanya
Apa yang aku cari belum aku temui
Dan harap ku tinggal kan gelap dalam hati ku
Kan ku temui bahagia dalam taburan
Bintang dibawah cahaya padang
Aku yang kini masih sendiri
Dan sepi
Melayu membisu
Melayang pergi entah kemana
Kadang bertanya tentang arti sebuah mimpi
Mimpi ku yang datang dan pergi
Tapi inilah kenyataan hidup
Yang membuat kita sadar akan arti
Lapang dada
MAHKOTA KESEJATIAN
Kesejatian
Jangan engkau jauh dari diri ku
Aku adalah ranting kering
Di tengah padang dan setengah tandus
Harapkan hujan akan datang
Membasahi jiwa-jiwa yang tertindas
Menjadi telaga
Sehingga keindahan akan datang
Menyemaikan kebasahan dalam kenyataan
Membebaskan dalam kedamaian
Menyelami kesegaran dalan kesejahteraan
Pakai lah mahkota kesejatuan mu
Lepaslah bersihkan lah hati mu
Baringkanlah dengan wewangian
Dari surga
Sadari kini bersama seribu malaikat
Hati maka bersuka citalah
Karena rembulan akan segera datang
Memberi cahaya mu untuk bumi
Yang kau pijak
Nikmatilah secawab anggurmu pangeran
Berdirilah dengan tegak
Gagah perkasa melangkah
Menuju negeri perdamaian
DIRI MU YANG BARU
Tertegu diri ku di sini
Di kedamaian yang menyenungkan batinku
Tak ingin ku beranjak dari tempatku
Karena aku treasuki ketenangan
Disini
Aku bukanlah gelap
Aku bukan lah senja
Aku kini telah menjadi bagian dari
Ketenangan dari kedamaian
Telah ku tinggalkan kebingungan dan
Rasa cemas-cemas ku
Yang begitu erat menjerat ku
Menyesakkan batin ku
Kecerahan hari ku kini
Menimbulkan sesuatu yang baru
Yang indah seperti putik-putik bunga
Bermekaran harum semerbak
Di dalam hati ku
Lihatlah
Dan tetaplah engkau disini
Menukmati indah ku
Layaknya sorga para penyair
Yang tergelak nikmati sentuhan
Kesabaran yang menyatu
Dengan alam diri ku yang baru
KIDUNG KERINDUAN
Terkapar diri ku dalam panggilan kerinduan yang merajam
Diselinuti kabut malam yang dingin dan menutupi jalanan
Namun jiwa tak lagui ada disini, tapi pikiran ku tak lagi
Berfikir tentang hujan tentang rembulan dan tentang matahari
Apa yang ku lalui meredup dan prihatin akan keadaan ku
Dimana tangan-tangan yang kuat tak sanggup meraih
Kekasih yang kini jauh dari pandangan, dari pendengaran
Dalam sebuah kebeningan sukma yang menderita kerena menahan rindunya
Yang terpenjara sang awan tampak begitu beriring-iringan
Menyapa kumpulan rerumputan sungai yang melambai
Memanggil nama Allah sang pencipta
Dan batu-batu tetap saja tidak bergeser
Walau ia ingin sekali meranjak
Manusia seraya buta dan tuli
Karena silauan oleh pesta dunia
Oh… sadar ku berdiri dengan tamah
Menguasai roh-roh yang ketakutan
Karena pedang-pedang tajam sedikit menyobek-nyobek kulit dagingnya
Tetapi kerinduan ini kini merentangkan sayapnya
Dalam hari dini yang belum bermentari
Kebingunan sang hewan-hewan malam mencari rumah
Persinggahannya
Entah mengapa tak ada yang menjenguk bila nyata ia sakit
Dan entah mengapa tak ada yang meraih bilka nyata ia tenggelam
Dalam lumpur got yang pekat dan menjijikkan
Mungkin kesibukan teramat memabukkan
Hingga mereka tak lagi berdiri dengan ketulusan hati
Sekujur raga dan jiwa terpesona terpaut keindahan wanitaku
Bidadari ku yang dulu tampak molek bersama liyutan roman muka
Para penyair yang menjaga si miskin dari ketindasan
Lihatlah burung-burung camar
Mendendangkan nyanyian pujian-pujian pada pagi yang telanjang
Membiarkan anak manusia menjadi liar
Kidung kerinduan ku menyatu bersama denyut nadi
Yang tak kunjung berhenti selama hidup ku
Selama nafas masih bisa menghela engkau menjelma menjadi bayang-bayang
Yang seakan mampu merasuki mimpi-mimpiku walau aku menikmatinya
Selama dirimu jauh dari diriku.
Dengarlah denting iringan kasih tulus lantunan do'a bersama isak tangis
Yang terus menyucikan hatiku yang penuh noda nafsu.......
Membunuh iblis jahat dalam katup hati yang tes berbolak-balik.........
Mengertilah alam mendengar deritamu...........
Tumbuh-tumbuhan dan rerumputan merunduk mencoba mengerti hasratmu.....
Yang tersembunyi di balik tabir-tabir wajahmu yang penuh arti...
Untaian rindu-rinduku merebak menandai hari ini untuk
Masa depan ketika aku telah bersamanya memandangi
Perangi mahgligai yang mengkilat keemas emasan
Dan rindu beralih menjadi pasir-pasir laut yang tiap kali
Di terpa Ombak hingga hilanglah kotoran yang melekat
Bisuku bukan takut sayang...diamku bukanlah kemalasan........
Aku hanya berkiblat atau nama cinta yang penuh pengertian yang mendalam
Biru bagaikan lautan pengunungan dan langit............
Aku tak berusaha mendapatkan cintamu, aku hanya mencintaimu......
Meski engkau tak mengenal cinta dari dasar kecongkakan dan obsesi
Aku hidupkan yang telah mendamparkan pada sebuah kesejukan
Di sebuah tempat yang membiarkan aku sendiri dan memaksaku mendaki
Puncaknya yang hanya menyisakan pijakan kakiku.........
Pelan-pelan kubuka dan kurentangkan tangku dengan perlahan tinggalkan
Ketakutan dan kekhawatiran
Jadilah apa yang kau inginkan........
Engkaulah kekasihku......telaga rinduku.............
Yang kini meninggalkanku dalam keadaan masih anak-anak
Tanpa kebohongan dan kebencian sedikitpun.......
Kekasihku akan tidak pernah mengutukmu sayang...............
Aku bukanlah bunga untukmu...... hingga engkau pergi beralih pada pepohonan
Untaian rinduku......mengalun mendawai untuk mengilhamimu, memujimu...........
Kuharap engkau mendengar perasaanku.....
Rasakan apa yang kurasa.......... karena hanya dirimu Arah cinta ini
Bila mentari masih menyapa, bila engaku masih ada di sana, bukalah mata hati
Untukku. Agar aku tenang kau tinggal di sini... di sepi-sepi yang tak ada yang bisa di salahkan.................
Karena kehidupan akan tetap menyalir. Walau aku tak ditakdirkan menjadi pelangi di atas bumi
Karena kehidupan akan tetap mengalir. Walau aku mati dalam perjalanan
yang belum berkesudahan mencari dirimu
Karena kehidupan akan tetap melaju dan pasti ada yang ditinggalkan
Walau engkau mati dalam perjalanan
Karena kehidupan akan tetap melaju dan pasti ada yang ditinggalkan
Walau engaku mati dalam perjalanan yang belum berkesudahan mencari diriku.........
Bidadari pujaan hati.....
Dalam sunyu aku melihat dirimu hadir bersemayam dalam hati
Mencumbui dan mengecup hasrat yang telah lama merana
Aku berteman dengan diriku...........dua sisi yang satu tubuh
Bertanya tanya tentang arti mimpi semalam...........
Yang sekejap namun meinggalkan jejak yang meilukan
Bertaburkan aroma bunga semerbak masa lalu....... dan masa sekarang
Mungin aku tidak sanggup memusnahakn apa yang aku tanam
Sebuah perasaan yang selalu engkau ganggui.........
Karen alam ingin aku menjadi milikmu.....menyertaimu..........
Seperti cahaya yang membias perumputan basah di pagi-pagi
Seperti pohon kering di tengan padang ara......
Dua akstase yang selalu menyatu dan membelenggu diriku
Aku melihat dirimu pergi dari hadapanku...........
Seraya segala yang menyertaimu melambai dan ucapkan goodbye.......
Aku terpuruk dalam kepedihan dan keputusan asaan ketika segalanya
Tuntuh terseret alunan kidung duka peri-peri hati.....
Dan semua melayu.. tidak setuju dan mencoba membangkang
Tapi bintang, rembulan tetap diam melihatku
Kepada siapa aku sandarkan lelahku........wahai tuhan penguasa jagad
Bidadari yang telah hilang
Dan tak akan kembali..... redakan dahaga sang pejuang
Yang sudah pulang berperang melawan kebusukan
Jika dadanya tertusuk anak panah dan tangannya berdarah..............
Siapakah yang dengan lembut obati lukanya.....membalutnya dengan keikhlasan
Yang tiada bandingnya
Biarlah aku teruskan perjalanan panjangku
Mungkin nanti aku sembuh ........ atau aku akan mati...........
Yang pasti, harapan sudah rapuh untuk memujimu dan untuk membuka hatimu
Yang sebenarnya aku sangat mencintaimu untuh
Tapi perasaan terpendamku memohon kembalilah
Jemputlah aku
Entah mungkin aku bodoh.....tapi aku menyukai kebodohan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar